Saturday, September 25, 2010

Pembalut Wanita Bisa Menyebabkan Kanker Serviks

Bagi sebagian wanita mungkin belum tahu bahwa pembalut wanita dapat menyebabkan kanker serviks, salah satu penyakit pada organ intim wanita. Mungkin Anda bertanya-tanya apa iya sih pembalut wanita-nya sebagai penyebab penyakit di seputar organ intim itu?
Sebenarnya maksud admin adalah kandungan zat kimia berbahaya bernama Dioxin sebagai penyebab penyakit di organ intim tersebut. Dioksinlah, zat yang menyebabkan kanker, terkadang ada pada pembalut wanita biasa. Tidak semua pembalut wanita mengandung dioksin, tapi jika Anda tidak waspada terhadapnya, ini bisa berakibat fatal bagi kesehatan Anda.

Apa itu Dioksin?
Dioksin adalah senyawa yang tergolong karsionogenik. Dampak keracunan dioksin untuk jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka kematian sampai 46 % pada beberapa kasus. Karena sumber dioksin bisa dari berbagai materi yang ada di sekitar kita, maka dioksin menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, karena pengaruh negatifnya sudah dapat dicapai hanya pada dosis yang sangat rendah yaitu beberapa part per trillum dalam lemak tubuh kita.
Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu kanker, menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity).
Dioksin secara langsung mampu menurunkan sel B dan secara tidak langsung menurunkan jumlah sel T yang berperan dalam sistem imun. Karena mampu mengubah fungsi genetika sel, jadi dapat menyebabkan timbulnya penyakit genetis dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
(sumber: doktersehat.com)

Sumber Dioksin
Dioksin sangat jarang terdapat dalam alam, sebagian besar dioksin bersumber dari manusia. Sejarah mengapa dioksin mulai terakumulasi ke dalam lingkungan hidup yaitu ketika founder perusahaan Dow Chemical (Midland, Michigan) menemukan suatu cara membelah molekul garam dapur (NACl) sehingga pecah menjadi atom-atom natrium dan atom klorin.
Dengan demikian, hal itu menjadi tonggak sejarah pertama kali manusia mampu menghasilkan jumlah klorin bebas secara besar-besaran. Disebut klorin bebas karena tidak melekat pada senyawa atau atom lain. Pada awalnya, mereka kebingungan mau diapakan klorin bebas tersebut, yang merupakan limbah yang tidak tahu kegunaannya dan bersifat berbahaya.
Umumnya dioksin dihasilkan dari pembakaran sampah, hasil samping produk pestisida, pembakaran dari proses produksi baja atau proses kimia suatu produk yang menggunakan chlor sebagai pemutih seperti kertas, plastik, bahan T-shirt dan sebagainya.
Dioksin dikenal sebagai senyawa hidrofobik (tidak akur dengan air). Artinya bila dioksin berada di air, akan menghindari air dan mencari tempelan atau masuk ke dalam tubuh ikan. Demikian juga halnya mekanisme cara pencemaran pada binatang liar. Dioksin akan mencari binatang untuk ditempeli dan dimasuki. Yang sangat disayangkan, manusia tidak memiliki piranti dan mekanisme yang mampu memusnahkan dioksin di dalam tubuhnya dan membiarkan saja pecah sendiri menurut waktu paruh pemecahan secara alamiah (chemical half time).
Dari hasil evaluasi EPA (1994), telah dikonfirmasikan bahwa dioksin merupakan senyawa organik yang paling beracun yang manusia pernah ketahui, pengaruhnya sangat negatif terhadap risiko kesehatan, bahkan dengan dosis yang sangat kecil yaitu 10-15 ppt (part per trillion), yang terakumulasi selama hidup. Berdasarkan hal tersebut, EPA menetapkan ambang batas dioksin yang diizinkan dalam tubuh manusia adalah sekitar 0,006 pikogram (seper juta-juta gram) per kilogram berat badan, atau sekitar 0,40 pikogram untuk seorang dewasa. Sedangkan dosis yang dapat dipakai acuan adalah ADI (Acceptable Daily Intake) dari WHO yaitu 1-10 pg/kg/hari.
Zat Dioksin juga termasuk hasil sampingan dari proses pemutihan (bleaching) yang digunakan pada pabrik kertas, termasuk pabrik pembalut wanita, tissue, sanitary pad dan diaper (pembalut untuk anak-anak).
(sumber: doktersehat.com)
Menurut sumber yang lain (kesehatan.kompasiana.com), mengatakan bahwa dioxin pada pembalut wanita juga dihasilkan oleh penggunaan chlorine dengan dosis tinggi. Chlorine merupakan zat golongan pestisida atau disinfektan yang dipakai untuk membunuh bakteri yang umumnya berpindah melalui udara (airborne bacteria) dan secara luas dipakai didalam pembersihan air minum, pembersihan kolam renang dan pabrik pembuatan kertas. Masih banyak kegunaan lainnya, namun ketiga macam penggunaan disini yang kita soroti karena bersentuhan dengan produk yang dikonsumsi manusia.
Pada kasus pembalut wanita yang terbuat dari bahan daur ulang, chlorine ini digunakan untuk membersihkan kapas dan kertas bekas limbah daur ulang tersebut.

Bagi anda wanita, hindarilah pembalut wanita yang mengandung Dioxin. Dioxin ini 300.000 kali lebih berbahaya daripada pestisida DDT (Dichloro Diphenyl Trichlorethane). Biasanya pembalut wanita yang baik selalu mencantumkan bahwa produknya tidak mengandung Dioxin. Kasus dioxin pada pembalut wanita ternyata juga menjadi salah satu pemicu timbulnya Kanker Serviks pada organ intim wanita.

No comments:

Post a Comment